(Kewajiban seorang anak disaat orang tua sudah lanjut usia)
شعب الإيمان - البيهقي (6/
177)عن عبد الله بن عمرو قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :رضا الله في رضا
الوالدين و سخط الله في سخط الوالدين
Dari Abdullah bin 'Amr beliau berkata; Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda; Ridha Allah pada ridha orang tua dan murka Allah pada murka orangtua (H.R.Al-Baihaqy).
Ayah Mencuri Harta Anaknya
Di
Riwayatkan seorang anak datang kepada Rasul Saw mengadu hartanya ada yang
diambil oleh ayahnya. “Ayahku mencuri hartaku wahai Rasul?” Rasul Saw bertanya
“ayahmu mencuri hartamu?”, si anak menjawab “betul ya Rasulullah”. Rasul Saw
berkata
“panggil ayahmu”, ayahnya dipanggil dan ditanya oleh
Rasul Saw, ayahnya ini sudah lanjut usia “engkau mencuri sebagian harta
anakmu?” maka ayahnya menjawab “ya Rasulullah boleh aku menyampaikan sedikit
syair”, “silahkan” kata Rasul Saw.
Maka orangtua itu menyampaikan sebuah syair yang cukup
panjang, kira – kira ringkasnya begini, ketika istriku hamil dan saat itu hamil
telah lanjut dan disaat itu malam hari aku berlari mencari seseorang yang bisa
membantu kelahiran dan disaat itu hari hujan yang demikian derasnya, aku tidak
perdulikan tetesan air hujan yang membasahi tubuhku demi mencari sang bidan
yang membantu melahirkan ketika sampai pada bidan itu aku mengetuk pintunya.
Seandainya ia tidak mau keluar kecuali aku harus duduk di pintunya berhari –
hari, aku akan duduk dipintunya. Bidan itu keluar dan aku mengemis padanya agar
ia mau membantu kelahiran istriku.
Maka aku memayunginya, memayungi sang bidan itu dan aku tak
mau satu tetes pun air hujan mengenai tubuhnya, kubiarkan tubuhku penuh dengan
air jangan sampai bidan terkena tetesan air hujan, karena aku takut ia berbalik
tidak mau meneruskan niatnya. Sampailah aku kerumah dan kudengar istriku masih
merintih dan penuh harap – harap cemas dengan doa akan kelahirannya dan saat
itu kudengar jerit sang bayi, aku memeluknya dan mengadzankannya.
Inilah anugerah yang terindah, inilah makhluk yang paling aku cintai, aku mengumandangkan adzan pada telinga bayiku dan kubimbing ia mulai dari kecil sampai kujadikan kesembuhannya adalah tumbal nyawaku. Diamnya dari tangis adalah anugerah yang terbaik untukku, kusisakan hari – hariku untuk memperjuangkannya dan kukorbankan tidurku untuk ketenangan tidurnya. Dan ketika ia telah lanjut dan anaknya besar dan dewasa dan dialah kebanggaanku tapi dia mengatakan aku mengambil hartanya. Maka saat itu Rasul Saw menangis, “wahai anak hartamu itu adalah milik ayahmu” maka anaknya pun tertunduk.
Inilah anugerah yang terindah, inilah makhluk yang paling aku cintai, aku mengumandangkan adzan pada telinga bayiku dan kubimbing ia mulai dari kecil sampai kujadikan kesembuhannya adalah tumbal nyawaku. Diamnya dari tangis adalah anugerah yang terbaik untukku, kusisakan hari – hariku untuk memperjuangkannya dan kukorbankan tidurku untuk ketenangan tidurnya. Dan ketika ia telah lanjut dan anaknya besar dan dewasa dan dialah kebanggaanku tapi dia mengatakan aku mengambil hartanya. Maka saat itu Rasul Saw menangis, “wahai anak hartamu itu adalah milik ayahmu” maka anaknya pun tertunduk.